Ini
adalah salah satu pertanyaan yang paling umum diajukan oleh fotografer
pemula(termasuk saya), yakni “bagaimana cara mendapatkan gambar super
tajam?”. Untuk mendapatkan foto yang super tajam tentu diperlukan banyak
hal, baik hal besar maupun kecil, bahkan hal yang sangat kecilpun dapat
membuat perbedaan besar pada gambar yang dihasilkan. Dalam dunia
fotografi dikenal istilah “tack sharp” yakni gambar yang menunjukkan
ojek utama yang fokus, detail tajam, garis-garis yang bersih dan tidak
blur, atau gampangnya kita sebut gambar super tajam. Salah satu kunci
sebuah gambar terlihat menarik/eye catching adalah tingkat ketajaman
gambar yang baik. Mendapatkan gambar yang tajam
berarti mengurangi sebanyak mungkin goyangan/getaran kamera menjadi
seminim mungkin. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk
mendapatkannya, sebagian cocok untuk semua kondisi dan sebagian cara
yang lain dikhususkan untuk kondisi tertentu. Prinsipnya adalah semakin
banyak metode yang kita gunakan maka semakin tajam gambar yang akan
hasilkan. Berikut ini adalah tips-tips yang dapat kita aplikasikan:
1. Gunakan aperture tertajam
Setiap lensa mempunyai titik diafragma
tertajam masing-masing, namun umumnya kondisi tertajam didapatkan dengan
menempatkan aperture dua stop dibawah bukaan aperture terlebar, yakni
set aperture pada kisaran angka f/8. Tentu menentukan nilai aperture
harus mempertimbangkan aspek lain, seperti shutter speed
dan ISO, namun selalu usakan menempatkan aperture pada nilai f/8.
Penjelasan ilmiah tentang hal ini bahwa lensa dengan bukaan aperture
terlebar akan menghasilkan noise yang disebut dengan aberration dan
lensa deangan bukaan aperture paling sempit juga akan menghasilkan noise
yang disebut dengan diffraction. Hal inilah yang juga mendasari mengapa
banyak fotografer landscape yang kurang menyukai bukaan aperture
tersempit, namun mereka lebih memilih bukaan aperture lebih lebar dari
f/20 dibandingkan dengan bukaan aperture f/32.
2. Gunakan single point auto focus mode
Single point auto focus adalah mode
pengaturan fokus hanya pada satu titik, atau kita biasa mengenalnya
dengan AF mode area atau single spot. Hal ini akan membantu objek utama
tampak sangat tajam. Dalam banyak dialog online disebutkan bahwa teknik
recompose (menggunakan bidang tengah sebagai fokus dan kemudian
memencet 1/2 shutter release untuk mengunci fokus untuk kemudian
mengubah komposisi sesuai keinginan dan memencet sisanya untuk
menghasilkan gambar) tidak dianjurkan untuk hasil yang maksimal, karena
saat melakukan recompose kamera bisa melakukan sedikit kesalahan. Atau
untuk lebih aman dan hasil maksimal anda bisa menggunakan mode manual
yakni dengan cara mengubah dari viewfinder ke live view LCD kemudian
lakukan fokus, kemudian tekan tombol zoom untuk melihat secara detail
apakah fokus yang kita inginkan sudah benar-benar tajam atau tidak.
Tekan zoom aout dan dapatkan komposisi yang terbaik, maka gambar yang
dihasilkan akan akan memiliki ketajaman yang maksimal.
3. Gunakan Tripod dan Ballhead
Memang pada awalnya terlihat sangat
repot apabila membawa tripod kemana-mana. Namun inilah yang membedakan
antara fotografer amatir dan professional. Seorang professional akan
selalu membawa tripod kemanapun mereka pergi karena fungsinya yang
benar-benar sentral yaitu membuat kamera stabil dan bebas getaran.
Memotret macro ataupun landscape dengan kecepatan shutter rendah akan
sangat bergantung kepada tripod tersebut. Selain tripod ada baiknya juga
anda membawa ball head/kepala bola. Tripod yang berkualitas biasanya
tidak menyertakan bundle ball head dalam penjualannya. Anda harus
membelinya secara terpisah. Ball head akan sangat memudahkan anda
mengarahkan kamera, baik memutar, naik turun, samping kiri kanan serta
menguncinya secara cepat sehingga gambar yang anda dapatkan akan sangat
stabil/bebas getaran.
4. Gunakan Kabel release / self timer
Walaupun sudah membawa tripod kadangkala
masih terjadi getaran saat memotret yang berasal dari pencetan tangan
terhadap tombol shutter, untuk menghilangkannya gunakanlah kabel release
atau remote release, sehingga anda tidak perlu menyentuh kamera, cukup
tekan pemicu dan gambar akan tertangkap bebas getaran. Dalam kondisi
tertentu kita mungkin akan lupa membawanya, disinilah fungsi self timer
dapat kita manfaatkan. Self timer akan memberikan jeda antara pencetan
tangan dengan gambar direkam sehingga getaran akan benar-benar hilang.
5. Gunakan ISO rendah
Hal ini sudah banyak dibahas dalam
beberapa posting sebelumnya yakni semakin rendah ISO maka semakin rendah
noise yang dihasilkan yang berarti juga semakin tajam gambar yang akan
kita dapatkan.
6. Gunakan Lensa yang berkualitas Tinggi
Lensa
yang berkualitas tinggi dan berharga mahal akan menghasilkan gambar
yang lebih tajam daripada lensa berharga lebih murah, dan inilah yang
menjadi alasan mengapa lensa tersebut berharga lebih mahal. Harga yang
kita bayarkan akan setara dengan kualitas yang akan kita dapatkan.
Menggunakan lensa prime khusus akan jauh lebih baik dibanding lensa
zoom, misal lensa prime dengan focal length
100 sangat baik untuk fotografi portrait/potret, karena kualitas lensa
hanya dedesain untuk focal length 100 dan pada saat penggunaan tidak ada
elemen optik yang bergerak, hal inilah yang membedakan dengan lensa
zoom. Lensa prime juga akan menghasilkan bokeh yang menawan yang sulit
didapatkan dengan lensa zoom.
7. Jangan menggunakan Filter lensa
Filter akan menurunkan ketajaman lensa
serta mempengaruhi hasil akhir yang akan kita dapatkan. Apabila tidak
diperlukan, jangan menggunakan filter agar gambar lebih jernih.
8. Cek Langsung ketajaman Gambar melalui LCD
Inilah kelebihan yang tidak dimiliki
oleh kamera film pada jaman dahulu, yakni penyimpanan gamabar secara
digital. Tekan tombol play untuk menampilkan gambar, kemudian zoom untuk
memastikan gambar benar-benar tajam. Ketika kita menekan tombol play
dan tidak dizoom maka gambar biasanya akan selalu tampak tajam pada
ukuran kecil, hal ini berbeda jika kita melakukan zoom karena kadangkala
ada gambar yang kurang fokus/ kurang tajam di beberapa bagian. Bila
perlu aktifkan fitur highlight, yang akan berkedip bila ada area dalam
gambar yang over exposure.
9. Matikan Fitur Image Stabilizer atau Vibration Reduction
Lensa terbaru saat ini rata-rata sudah
dilengkapi dengan Fitur Image Stabilizer atau Vibration Reduction yang
berfungsi untuk mengurangi getaran saat memotret menggunakan tangan.
Fitur ini bekerja dengan cara mencari getaran untuk kemudian menurunkan
efeknya, nah saat kita menggunakan tripod dan Vibration Reduction dalam
posisi On maka justru akan muncul getaran-getaran kecil dikarenakan VR
sedang bekerja.
10. Gunakan Genggaman Joel Lipovetski
Kadangkala tanpa tripod kita akan
kesulitan mendapatkan gambar yang stabil. Beberapa cara dapat dilakukan
dengan bersandar pada dinding atau menemukan pengganti tripod seadanya.
Gunakan pegangan tangan seperti gambar disamping agar tetap ajeg.
Lilitkan tali pada daerah siku persis seperti gambar disamping, anda
akan mendapatkan kestabilan pegangan yang lebih baik. Sumber: The
Digital Photography Book: The Step-By-Step Secrets for How to Make Your
Photos Look Like the Pros’! Author : Scott Kelby.
11. Gunakan Format RAW
Format RAW
sangat baik untuk menghasilkan gambar yang berkualitas karena kita bisa
merubah ketajaman/Brightness, Noise Reduction dan White Balance tanpa
mengurangi sedikitpun kualitas gambar. Pengaturan Brighnes dan ISO yang
tepat juga berpengaruh terhadap ketajaman gambar/foto.
12. Gunakan mirror lock up
Tanpa menggunakan mirror lock up saat
kita menekan shutter release maka cermin akan bergerak naik turun untuk
mengijinkan cahaya masuk ke sensor. Mirror ini fungsinya adalah
memantulkan cahaya ke viewfinder, sehingga apa yang dilihat pada
fiewfinder sama persis dengan gambar yang akan terekam. Pergerakan kecil
tersebut mampu mengurangi ketajaman yang berpotensi menghasilkan blur.
Gunakanlah live view LCD untuk mengaktifkan mirror lock up secara
otomatis .Pada banyak kamera saat kita menggunakan live view maka mirror
lock up akan secara otomatis tersetting, namun pada beberapa model
kamera mirror tepap naik turun. Dalam kasus ini anda dapat mencari
mirror lock up option dalam in-camera menu.
13. Gunakan Software post processing
Jika anda telah mencoba berbagai cara
dan hasil yang anda dapatkan tetap saja kurang memuaskan atau memiliki
beberapa kekurangan hal terakhir yang bisa kita lakukan adalah
memperbaikinya dengan software editing. Adobe photoshop maupun lightroom
merupakan software yang paling banyak digunakan. JIka kita memotret
menggunakan file RAW lightroom akan banyak sekali berguna untuk
memaksimalkan gambar.
14. Gunakan focal length yang lebih pendek
Focal length lebih panjang cenderung
akan menghasilkan lebih banyak blur walaupun hanya terjadi sedikit
getaran. Apalagi bila kita menggunakan shutter speed sangat lambat
bantuan tripod akan sangat dibutuhkan. Karena kecenderungan tersebut
lensa dengan focal length lebih pendek lebih aman meminimalisir resiko
blur akibat getaran. Jika memungkinkan gunakan pula lensa prime karena
lensa ini memiliki berbagai macam kelebihan dibandingkan dengan lensa
zoom. Untuk mendapatkan gambar dengan kualitas yang sama pada focal
length tertentu kita akan mengeluarkan biaya jauh lebih mahal membeli
lensa zoom dibanding dengan lensa prime. JIka anda menginginkan hasil
tajam maka pertimbangkan lensa prime namun bila anda menginginkan
fleksibilitas atau kemudahan maka lensa zoom adalah jawabannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar